Rhema Hari Ini

Rabu, 02 Juli 2014

Kesombongan adalah awal kehancuran



Bacaan : Yesaya 6:1
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk diatas tahta yang tinggi menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci.

Nabi Yesaya melihat Tuhan dalam tahun matinya raja Uzia. Siapakah raja Uzia ini? Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan ayahnya, Amazia sejak berusia 16tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya.Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya. Namun setelah kematian nabi Zakharia, Uzia menjadi goyah. Berubah menjadi raja yang lalim, memberontak kepada Tuhan.
Raja Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus.Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya.

Didalam kehidupan, kitapun harus "mati" seperti Uzia untuk dapat melihat Tuhan. Bukan arti "mati" yang sebenarnya. Namun kita harus mematikan kedagingan kita sama seperti yang dimiliki Uzia, yaitu sifat lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan serta meremehkan ajaran Tuhan. kita harus mematikan raja-raja itu didalam hidup kita. Kelaliman, kesombongan,takabur,dll jangan menjadi raja didalam hidup kita. Yang menjadi raja didalam hidup kita hanyalah Kristus saja tidak ada yang lain.
Ada tujuh ayat didalam alkitab yang berbicara mengenai kesombongan :

1. Mazmur 101:5,“Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka.”
Dalam ayat ini, jelas dikatakan bahwa Tuhan tidak menyukai kesombongan.

2. Amsal 8:13,“Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.” Tuhan bukan hanya tidak suka, melainkan juga, Dia benci kesombongan.

3. Amsal 16:3, “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.”
Bagi Tuhan, kesombongan atau tinggi hati adalah sebuah kekejian dan tidak akan luput dari hukuman.

4. Amsal 16:18,“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Congkak dan tinggi hati, adalah penyebab utama kehancuran dan kejatuhan manusia.
Kehancuran dan kejatuhan itu merupakan bagian dari hukuman yang Tuhan ijinkan.

5. Amsal 18:12,“Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Orang yang tinggi hati, bukan saja akan mengalami kehancuran, tetapi juga kehilangan kehormatannya sebagai manusia.
Kehancuran dan kehilangan kehormatan akan dialami dalam semua aspek kehidupan.

6. Yesaya 2:11-12,“Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan.”
Manusia yang sombong dan angkuh akan direndahkan dan ditundukkan (mengalami kekalahan).
Suatu hari, mereka akan mengalami hukuman, yaitu direndahkan.
7. Yehezkiel 16:49-50, yang berbunyi, “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.”
Manusia yang congkak dan tinggi hati akan dijauhi Tuhan dan mengalami nasib yang serupa dengan Sodom.

Raja Uzia, dalam 2 Tawarikh 26:3-15. Awal mulanya, Uzia adalah Raja yang takut akan Tuhan dan melakukan kebenaran, sehingga Tuhan memberkatinya dan menjadikannya berhasil. Namun, mulai dai ayat 16 dan seterusnya, karena keberhasilannya, Uzia melupakan Tuhan dan menjadi tinggi hati. 2 Tawarikh 26:16 berbunyi, “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” Orang yang tinggi hati, akan melakukan hal-hal yang merusak dan berubah dalam kesetiaannya terhadap Tuhan. Raja Uzia sudah diperingati Tuhan melalui para nabi, tetapi Uzia tidak mau bertobat, malah marah. Akibatnya Raja Uzia terkene penyakit Kusta yang mengerikan, sampai akhir hidupnya.

Orang yang sombong, tidak akan pernah terima teguran atau didikan. Hanya orang yang rendah hati yang mau terima teguran dan didikan.

 Tuhan Yesus memberkati

(SH)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar