Rhema Hari Ini

Minggu, 17 Agustus 2014

Orang Orang Pilihan Tuhan



Shalom...
Kis 9:15. Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah,sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel."

Kadang kita tidak menyangka orang-orang pilihan Tuhan. Pilihan Tuhan berbeda dari apa yang bisa kita tebak. Pikiran manusia tentunya tidak akan pernah berpikir bahwa Saulus akhirnya akan menjadi salah satu Rasul-Nya Tuhan. Pasti pikiran kita sama seperti yang dipikirkan Ananias. Saulus?
Apa Tuhan ga salah nih memilih Saulus? Diakan seorang yang banyak melakukan kejahatan terhadap orang2 di Yerusalem. Namun apabila Tuhan sudah menetapkan, maka tak ada satu orangpun yang dapat menghindar dan menolaknya. Saudara jangan berpikir anda orang yang sangat berdosa sehingga tidak cocok dan tidak pantas untuk melakukan tugas mulia, amanat Agung Tuhan. Tuhan bisa saja memakai saudara, apapun masa lalu saudara.
Walaupun mata manusia memandang anda tidak pantas, namun tidak bagi Tuhan. Manusia melihat luar namun Tuhan melihat hati kita. Anda dan saya bisa saja dipilih Tuhan untuk bekerja diladang-Nya. Jadi jangan merasa berkecil hati karena ada sesuatu yang kelam dalam hidup saudara sehingga anda merasa tidak mungkin anda akan dipakai Tuhan.
Perbaiki hati, tinggalkan dosa masa lalu anda dan jangan pernah berbalik lagi kepada dosa lama saudara. Semerah apapun dosa kita, apabila kita mengakuinya dihadapan Tuhan dan mau meninggalkannya maka dosa kita akan dihapusNya menjadi putih seperti bulu domba.

O:)¥Є§♓ü∂ ♓∂♏∂§i∂ ߼Έ§§ γ({})ů <3

(SAS)

Jumat, 15 Agustus 2014

Pesan Tuhan dibalik Hari Hari Raya

PESAN TUHAN DIBALIK HARI-HARI RAYA (IMAMAT 23) Filed Under : Bible Secrets,Prophecies,Uncategorized by Abram Thio

Inilah waktunya bagi Jemaat TUHAN di akhir zaman, untuk memahami suatu rahasia penting yang terkandung dalam Hari-hari Raya yang TUHAN telah tetapkan. Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan apa yang ingin disampaikan Roh kepada jemaat-jemaat-Nya.

Di kitab Imamat Pasal 23 kita menemukan bahwa TUHAN menetapkan hari-hari raya yang harus selalu diperingati oleh bangsa Israel turun-temurun, dan hari-hari raya itu wajib diperingati setiap tahunnya pada tanggal yang tetap, tidak boleh diubah-ubah.
“Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.”  (Ima 23:4).

TUJUH HARI RAYA YANG DITETAPKAN TUHAN
Ada tujuh hari raya yang ditetapkan untuk diperingati di kitab Imamat pasal 23, masing-masing disebutkan tanggalnya, kapan hari raya itu masing-masing harus diperingati setiap tahunnya, yaitu:
  1. Hari Raya Paskah (Pesach) – 14 Nissan
  2. Hari Raya Roti Tak Beragi (HaMatzot) – 15 Nissan
  3. Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) – 17 Nissan
  4. Hari Raya Pentakosta (Savuot) – 6 Sivan
  5. Hari Raya Sangkakala (Rosh Hashanah) – 1 Tishri
  6. Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur) – 10 Tishri
  7. Hari Raya Pondok Daun (Sukkot) – 15 Tishri
Bila kita memperhatikan perintah ini terlihat sesuatu yang agak ganjil. Kita mengenal TUHAN kita bukanlah allah yang agamawi dan suka kita melakukan ritual-ritual tertentu, tetapi mengapa Ia memerintahkan kepada bangsa Israel untuk memperingati hari-hari yang tetap, bukan hanya mementingkan makna peringatannya? Tentu TUHAN punya suatu pesan yang penting dibalik perintah memperingati hari-hari itu secara tetap setiap tahun dari generasi ke generasi.
“Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus… itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun… ” (Ima 23:37-41)
HARI-HARI RAYA MERUPAKAN NUBUAT
Di Perjanjian Baru, Rasul Paulus menegaskan bahwa segala peraturan mengenai hari-hari raya sesungguhnya merupakan bayangan atau nubuat dari apa yang harus terjadi di masa mendatang, yang menubuatkan peristiwa-peristiwa berkaitan dengan Kristus di zaman akhir.
“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (Kol 2:16-17)
Dunia merayakan hari-hari raya untuk mengingat suatu peristiwa penting yang telah terjadi di masa lampau. Misalnya, setiap bangsa merayakan hari kemerdekaannya setiap tahun, untuk memperingati peristiwa bersejarah di masa lampau, yaitu ketika para pemimpin bangsa tersebut mendeklarasikan kemerdekaan negara mereka masing-masing.
Berbeda dengan itu, hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan justru dimaksud untuk memperingatkan kita akan peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi di masa mendatang, dan peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah mengenai Kristus, kata Alkitab.

HARI-HARI RAYA YANG SUDAH DIGENAPI NUBUATNYA
Sebagai contoh, Hari Raya Pesach (Paskah Yahudi) yang biasa harus dirayakan dengan menyembelih anak domba, memang memperingati peristiwa pembubuhan darah anak domba pada jenang-jenang pintu rumah, untuk menyelamatkan orang Yahudi dari tulah maut yang menyerang anak-anak sulung di Mesir. Tetapi ternyata juga merupakan nubuat yang pada akhirnya digenapi oleh Kristus pada hari yang sama (tanggal 14 Nissan), ketika orang Yahudi memperingati hari raya itu, Yesus Kristus dibunuh sebagai korban penebus dosa umat manusia.
Begitu juga Hari Raya Roti Tak Beragi yang memperingati peristiwa di masa keluarnya bangsa israel dari Mesir membawa adonan roti tanpa ragi, sesungguhnya merupakan nubuat terbentuknya persekutuan orang-orang kudus. Setelah Yesus disalibkan, para murid mulai berkumpul di tempat yang terpisah dari orang banyak, semula mereka bermaksud bersembunyi karena takut tetapi berkembang menjadi suatu kumpulan besar dan menyebar luas menjadi gereja sampai ke seluruh dunia.
“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (1Kor 5:7)
Hari Raya Buah Sulung (Habikkurim) juga merupakan nubuat bahwa pada tanggal 17 Nissan suatu saat akan diunjukkan Buah Yang Sulung. Hal ini digenapi pada tanggal yang sama dengan bangkit-Nya Kristus tiga hari setelah kematian-Nya. Yesus Kristus menjadi Yang Pertama yang bangkit dari kematian dan mengenakan tubuh sorgawi.
“Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal … tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.” (1Kor 15:20-23)
Demikian pula Hari Raya Pentakosta Yahudi (Shavuot), Shavuot merupakan hari peringatan turunnya Sepuluh Hukum TUHAN yang tertulis pada dua loh batu sebagai pengikat Perjanjian antara bangsa Israel dan TUHAN. Tetapi Savuot juga sekaligus merupakan nubuat bahwa TUHAN akan memberikan hukum-hukum-Nya tertulis pada loh hati manusia, melalui karunia Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada umat-Nya.
“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (1Kor 15:20)
Hari Raya Pentakosta atau Shavuot yang diperingati lima puluh hari setelah Hari Raya Buah Sulung. Jatuh setiap tanggal 6 Shivan (bulan ketiga Yahudi). Nubuatnya digenapi tepat pada saat orang Yahudi merayakannya.
“Ketika tiba hari Pentakosta (Shavuot), semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus… ” (Kisah Rasul 2:1-4)
Empat hari raya yang pertama yang jatuh pada musim Semi (Spring) di atas, telah digenapi nubuatannya. Namun ada tiga hari raya lain yang selalu diperingati pada musim Gugur (Fall) belum digenapi, karena merupakan nubuat mengenai peristiwa Kristus di akhir zaman.

TIGA HARI RAYA TERAKHIR YANG BELUM DIGENAPI NUBUATNYA
Mari kita mempelajari apa yang dipesankan TUHAN lewat tiga hari raya yang terakhir di kitab Imamat pasal 23. Tiga hari raya ini ditetapkan dalam bulan yang sama yaitu pada bulan Tishri, bulan ke tujuh kalender Yahudi.
Pada tanggal Satu bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Sangkakala/Serunai (Yom Teruah/Rosh Hashanah). Pada hari itu Sangkakala peringatan untuk berbalik kepada TUHAN dikumandangkan. Pada hari Sangkakala ini umat Yahudi memperingatinya dengan memulai Sepuluh Hari Masa Berbalik (Teshuvah) sampai hari raya Pendamaian.
Pada tanggal Sepuluh bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Pendamaian dengan TUHAN (Yom Kippur). Yom Kippur adalah hari raya yang paling khusuk (solemn) bagi orang Yahudi, pada hari itu TUHAN memerintahkan semua orang untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN. Orang Israel memperingati hari Yom Kippur dengan mendedikasikan diri sepanjang hari untuk mencari perkenanan TUHAN. Pada akhir hari Yom Kippur berakhirlah masa Sepuluh Hari Teshuvah dengan terjadinya Pendamaian. Pada saat itulah juga Tahun Yobel, Tahun Pembebasan akan diumumkan setiap 50 tahun sekali.
Pada tanggal Lima Belas bulan Tishri ditetapkan TUHAN sebagai Hari Raya Pondok Daun (Sukkot). Berbeda dengan dua hari raya yang mendahuluinya yang harus diperingati dengan prihatin dan khusuk, hari raya ini harus diperingati dengan penuh suka cita dan kegembiraan.
Pada Hari Raya Pondok Daun ini, orang-orang Israel diperintahkan ‘tinggal’ di pondok-pondok ranting dan dedaunan. Perhatikanlah bahwa hal ini sangat spesifik menyangkut ‘tempat tinggal’, ini membawa kita mengingat janji Kedatangan Tuhan Yesus kembali untuk menjemput kita adalah mengenai suatu tempat tinggal di Rumah Bapa yang akan Dia sediakan bagi kita orang percaya.
“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” (Yohanes 14:2-3)
Hari Raya Pondok Daun juga dikenal dengan sebutan lain, yaitu Hari Raya Pengumpulan Hasil/Penuaian Akhir (Chag Ha-Asif / The Feast of Ingathering). Orang-orang Israel biasa merayakan Sukkot ini sambil mengumpulkan hasil panen raya sampai malam hari, karena pada hari itu bulan akan mencapai purnama penuh (Tanggal 15 Tishri).
“…demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” (Kel. 23:16b)
“Hari raya Pondok Daun haruslah kau rayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.” (Ula 16:13)
Hal ini membuat kita mengerti bahwa Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun merupakan nubuat berkaitan dengan Hari Kedatangan Tuhan kembali atau “Pengangkatan” orang percaya. Peristiwa “Pengangkatan” (Caught up) sering disebut juga sebagai peristiwa Pengumpulan (Gathering) yang dinubuatkan dengan Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun ini.
“Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya (gathering – KJV) kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara…” (2 Tes 2:1)
Inilah waktunya untuk menyingkap rahasia ini kepada Jemaat Tuhan Yesus, yaitu bahwa peristiwa “Pengangkatan” orang percaya (Caught up) yang sering disebut juga sebagai peristiwa Rapture, akan terjadi pada saat yang sama ketika Hari Raya Pengumpulan Hasil atau Hari Raya Pondok Daun diperingati, yaitu pada tanggal 15 Tishri pada suatu saat yang tidak lama lagi.
Lalu, apa pesan dan nubuat yang terkandung dalam Hari Raya Sangkakala dan Hari Raya Pendamaian ?


Pesan Tuhan mengenai dua hari raya ini adalah agar kita melakukan “Teshuvah” atau “berbalik” setiap memasuki Tanggal 1 Tishri (Hari Raya Sangkakala atau Yom Teruah atau Rosh Hashanah), kita harus memperingatinya dengan melakukan Sepuluh Hari “Teshuvah” sampai Tanggal 10 Tishri (Hari Pendamaian atau Yom Kippur). Selama masa “Teshuvah” kita berbalik dari jalan kita yang melenceng dan kembali mendekatkan diri kita kepada TUHAN, sehingga pada hari raya Pondok Daun kita dapat menghadap Tuhan dengan penuh suka cita sebagai syarat memasuki Hari Raya Pondok Daun, sesuai perintah kitab Imamat.
“… kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.” (Imamat 23:40)
“Teshuvah” inilah yang selalu disebut sebagai berjaga-jaga menjelang Kedatangan Tuhan. Kita harus berbalik sebelum Tuhan Yesus datang kembali, jika tidak kita tidak berada dalam keadaan layak untuk menghadap Dia.
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”  (Lukas 21:36)

“TESHUVAH” DI TAHUN 2012
Tahun 2012 ini, Tanggal 1 Tishri (Hari Raya Sangkakala atau Yom Teruah atau Rosh Hashanah) akan jatuh pada tanggal 17 September 2012. Dan Tanggal 10 Tishri (Hari Pendamaian atau Yom Kippur) akan jatuh pada tanggal 27 September 2012. Marilah kita melakukan Sepuluh Hari “Teshuvah” selama sepuluh hari itu, marilah melakukannya setiap tahun. Niscaya setiap memasuki Hari Raya Pondok Daun Tanggal 15 Tishri (Tahun 2012 ini jatuh pada tanggal 1 Oktober), kita layak bersuka cita di hadapan Tuhan, demikian juga suatu saat (tidak lama lagi), Hari Tuhan itu benar-benar tiba, dapat menjadi hari yang paling membahagiakan bagi kita yang senantiasa berjaga-jaga.
“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya..” (Wahyu 16:15)

sumber : Houseofrevolution.com

Rabu, 13 Agustus 2014

Iri Hati itu "Pembunuh"



Bacaan : Daniel 6:1-28

Orang jujur akan dikenan dan dipakai dimana-mana. Tokoh Daniel yang terkenal dengan kejujuran dan kesalehannya membuat dia mendapat sebuah promosi yang tinggi oleh Raja Darius.
Raja Darius memilih Daniel sebagai salah satu pejabat penting dalam pemerintahannya. Dan Raja Darius sangat mengasihi Daniel. Orang-orang disekitar Daniel mulai timbul rasa iri didalam hati mereka sehingga timbul keinginan dan niat untuk menyingkirkan Daniel. Mereka mencari-cari cara dan upaya agar mereka dapat menemukan kesalahan-kesalahan Daniel untuk menjatuhkan Daniel dihadapan raja.
Namun mereka tidak berhasil menemukan kesalahan Daniel. Dan hal ini membuat mereka semakin marah. Karena rasa iri-lah yang mendorong mereka untuk membunuh Daniel dengan "tangan bersih".
Daniel adalah seorang yang mempunyai komitmen yang sangat tinggi, yang walaupun diperhadapkan oleh penguasa tertinggi didunia, namun Daniel bukanlah orang yang takut akan ancaman. Meskipun diancam untuk tidak menyembah Tuhannya namun Daniel tetap teguh untuk menyembah Allah-nya seperti yang biasa dia lakukan.
Orang yang "iri" tanpa disadari mereka sudah menjadi seorang "pembunuh". Didalam hati sudah timbul keinginan untuk menyingkirkan dan melenyapkan orang lain. Orang yang "iri" juga sudah "membunuh" karakter Kristus didalam dirinya. sebab buah Roh itu adalah "Kasih" bukan "Iri".

Iri hati membuat orang hatinya menjadi gelap sehingga dia tidak dapat lagi melihat kebaikan. hatinya sudah membabi buta sehingga dia akan melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan seseorang.
Didalam alkitab kita juga mendengar kisah Kain dan Habel, dimana Kain karena rasa iri akhirnya mampu menjadi seorang pembunuh. Kain membunuh Habel saudaranya sendiri.
Juga dalam Kisah Ratu Esther, dimana tokoh "Haman" seorang yang gila hormat dan kekuasaan merasa iri kepada Mordekhai sehingga Haman merancangkan sesuatu yang jahat terhadap Mordekhai.
raja Saul pun juga berkali-kali ingin membunuh dan melenyapkan Daud karena iri hati.

Siapa yang menabur, dia akan menuai. Yang menabur kejahatan akan menuai hal yang jahat juga.
Orang-orang yang ingin menjebak dan mencelakan Daniel akhirnya mereka sendiri yang merasakannya.
Disangkanya Daniel akan mati tercabik-cabik didalam gua singa, namun akhirnya mereka sendirilah yang menjadi mangsa singa-singa yang kelaparan.
Haman juga merancangkan tiang gantungan untuk Mordekhai agar Mordekhai mati diatas tiang gantungan itu, namun akhirnya Haman sendirilah yang berada diatas tiang itu.

Jangan kita biarkan rasa iri itu semakin berakar didalam kehidupan kita, sebab tanpa disadari kita akan memiliki "karakter pembunuh". kita akan menjadi seorang pembunuh, bukan dengan pedang atau pisau namun dengan pikiran, tatapan dan perkataan-perkataan kita. Dan itu tidak hanya membunuh orang lain namun membunuh diri kita sendiri. Pikiran kita mulai timbul akar kepahitan dan berbagai macam pikiran-pikiran yang tidak menenangkan jiwa kita sehingga kita menjadi stress sendiri.
Jangan biarkan karakter Kain,Haman dan Saul ada didalam diri kita, namun kita harus semakin kuat membangun karakter Kristus didalam kehidupan kita.

Amsal mengatakan:  Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan (Ams 14:30).

Yeshua Hamasia Bless us


(SAS)

Minggu, 10 Agustus 2014

Promosi dari Tuhan



Sungguh suatu kebanggaan apabila ditempat kerja kita, kita dipromosikan atasan kita untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi lagi. Tentulah promosi itu tidak datang begitu saja. Ada kriteria dan penilaian-penilaian yang dirangkum sehingga kita menjadi layak untuk dipromosikan. Dari kerja keras,disiplin,dedikasi dan loyalitas yang baik pada perusahaan sehingga kita dapat menerima yang terbaik. Bagaimana dengan Promosi yang ditawarkan Tuhan? Bukankah ini jauh lebih membanggakan lagi? Kala Tuhan mempromosikan diri kita tentunya juga berdasarkan dari kriteria dan penilaian-penilaian Tuhan terhadap kita. Apakah kita sudah cukup memiliki kriteria yg baik dihadapan Tuhan? Apakah kriteria-kriteria yg Tuhan kehendaki ? Yaitu :

1. Sangkal diri.
Kita membuang segala kedagingan kita. Kita keluar dari zona nyaman kita. Memilih melakukan hal yang jauh dari kebiasaan-kebiasaan lama kita
2. Pikul Salib.
Kita rela dan mau berkorban. Korban uang,waktu dan tenaga untuk melakukan segala kehendak Bapa
3. Intimasi dengan Allah
Orang yang dipromosikan pastilah harus mengadakan pendekatan dengan atasannya sehingga atasannya dapat mengenalnya dan melihat pekerjaannya, demikian juga kita harus mengadakan pendekatan atau memiliki relasi khusus dengan Allah sehingga Allah dapat mengenal qta dan melihat hasil dari buah-buah Roh kita.
4. Tau Firman
Sebelum melangkah, kita harus tau dulu peraturan atau pedoman yg berlaku pd suatu perusahaan. Sebagai orang kristen, kita memiliki sebuah pedoman,yaitu Firman Allah. Kita mesti tau isi dari Firman Allah tersbt yang akan menuntun kita untuk menjadi pelaku Firman.
5. Pelaku Firman
Bukan hanya sekedar baca dan tahu dan berhenti sampai disitu saja namun kita harus berjalan berdasarkan pedoman hidup kita. Kita harus menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar firman saja tetapi menjadi Pelaku Firman. Praktekkan apa yg menjadi teori dalam setiap isi dari firman tsb.
6. Kasih
Lakukan semua itu dengan ketulusan dan penuh kasih. Sebab tanpa Kasih, semuanya hanya bagai gong yang bergemerincing saja. Semuanya akan sia-sia saja.

Inilah kriteria-kriteria "Promosi Surga"

O:)¥Є§♓ü∂ ♓∂♏∂§i∂ ߼Έ§§ γ({})ů <3

(SAS)

Sabtu, 09 Agustus 2014

Minyak seorang Janda ( 2 Raja-raja 4 :1-7 )



Salah seorang dari istri-istri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru:"Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu ini takut akan Tuhan. tetapi sekarang,penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya. Jawab Elisa kepadanya:"apakah yang dapat aku perbuatbagimu? beritahukanlah padaku apa-apa yang kamu punya dirumah!" Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun dirumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.". Lalu berkatalah Elisa:" pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, daripada segala tetanggamu,bejana-bejana kosong,tetapi jangan terlalu sedkit. kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engka dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu kedalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!" Pergilah perempuan itu daripadanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.Ketika bejana-bejana itu sudah penuh,berkatalah perempuan itu kepada anaknya,:"dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya;"tidak ada lagi bejana" Lalu berhentilah minyak itu mengalir. kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan org ini berkata:" Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.
Janda itu datang ke tempat yang benar. ke Hamba Allah, bukan kepada dukun atau paranormal. Tapi Tuhan tidak hanya akan memberi mujizat begitu saja, tapi Dia ingin kita punya usaha "DO SOMETHING" dulu baru mujizat itu diberikan. Janda itu disuruh berusaha untuk mencari bejana yang kosong, lalu disuruh wanita itu untuk pergi menjual minyak itu. Tuhan bisa saja langsung memberi uang tapi Tuhan ingin kita "DO SOMETHING " dulu. Kita berusaha dulu, maka mujizatNya akan menjadi nyata.
Di point selanjutnyamujizat terjadi dengan adanya persatuan dan kerjasama dalam kisah ini. Sang anak dan ibu satu kesatuan, sebuah team work, bekerja sama mancari bejana dan mengisi bejana yang kosong. Jadi tuk mendapat mujizat, kita tidak boleh egois, harus bisa bekerja sama dalam satu team work.
Mujizat terjadi jika kita menghargai mujizat itu.
Mujizat terjadi dengan kerendahan hati.
Jika saja sang janda itu gengsi untuk pergi minta-minta bejana kosong ke tetangga-tetangganya, maka dia tidak akan mendapat mujizat..
Mujizat akan terjadi, bila ada masalah. Jadi jangan takut kalau ada masalah karena ditengah-tengah masalah akan ada mujizat.
Tuhan memberkati.

By; S. Hoky

Jumat, 08 Agustus 2014

Moment To Build



Sebagai pengikut Kristus, kita harus senantiasa hidup didalam kasih Kristus sebagaimana Kristus sendiri telah memberikan "Grace"nya pada kita. Oleh sebab itu kita yang sudah menerima kasih Kristus maka kita wajib meng-impartasikan kepada yang lainnya. Gal 6:10 dikatakan mari saling membantu kepada siapa saja, terutama kepada kawan2 kita seiman.
Kita harus saling membangun karena :
1. Perintah Tuhan
Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan (1Tes 5:11)
-Tuhan menginginkan kita untuk saling menasihati, bukan saling menjatuhkan, bukan saling mencela, tetapi saling menasihati didalam Tuhan. Dan dengan saling menasihati, ada dorongan untuk saling membangun

2. Kita mengejar damai sejahtera.
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun (Rom 14:19)
-Jika kita saling membantu, saling mendukung dan saling membangun pasti kita akan selalu mengalami damai sejahtera. Dengan menolong sesama kita akan merasa sukacita yang melimpah.

3. Ada kekuatan besar
Dari hari ke hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah.(1 Taw 12:22)
Ketika Daud di Hebron menghadapi Saul, banyak suku2 yang membantu Daud. Mereka semua turun tangan dan saling membantu, saling membangun sehingga Daud menjadi kuat dan berhasil menjadi raja menggantikan Saul. Dengan adanya unity, satu kesatuan maka kekuatan kita menjadi besar.
Contoh sapu lidi. Jika dia bersatu dlm 1 ikatan, maka Τϊϑªќ mudah mematahkannya.
Karena itu marilah kita saling membangun didalam Kristus agar semua jemaat anggota tubuh Kristus dapat bersatu menjadi tubuh yang sempurna dimana Kristus yang menjadi kepalanya. YHbu

By : S.Hoky

Kamis, 07 Agustus 2014

Esther, sang Cinderella



Banyak tokoh-tokoh Alkitab yang saya kagumi. ada Bapa Abraham " Sahabat Allah ", Yusuf " Sipemimpi ", Ruth "menantu yang setia", dan Ether "cinderella zaman dulu". Kisah-kisah mereka sangatlah menarik. Saya sangat terkesan dengan semua kisah mereka. Esther, yang mulanya bukan siapa-siapa, akhirnya diangkat menjadi seorang ratu. seperti dongeng cinderella bukan?? Esther itu hanya seorang wanita biasa-biasa saja. Dia diasuh oleh pamannya, Mordekhai. Mordekhai bukanlah seorang yang kaya, mereka hidupnya biasa-biasa saja. Esther sangat patuh dan mau dengar-dengaran sehingga akhirnya dia dibawa masuk kedalam istana untuk di karantinakan (maklum, untuk pemilihan seorang ratu dan selir, mereka harus menjalani banyak tahap agar kelak pada saatnya mereka harus menghadap kaisar, mereka terlihat anggun dan wangi, jadi proses buat luluran, mandi wangi-wangian dan yang lainnya memakan waktu yang cukup lama). Dan saya amat sangat yakin, begitu banyaknya wanita dari segala kasta yang ikut masuk kedalam istana untuk dapat terpilih menjadi seorang ratu pengganti ratu Wasti yang dibuang oleh raja karena tidak patuh kepada panggilan raja.
Dari sekian banyaknya wanita-wanita yang terkumpul itu, pastilah banyak yang lebih cantik, lebih terpelajar dari Esther. Namun karena kepatuhan Esther, maka dia menjadi kesayangan sida-sida istana. akhirnya Esther terpilih untuk menggantikan Wasti untuk menjadi seorang ratu.
Setelah menjadi seorang ratu, Esther tidak menjadi lupa diri, tidak menjadi seperti kacang yang lupa akan kulitnya. Walaupun sudah menjadi seorang ratu, Esther tetap rendah hati.
Dia tetap mau dengar-dengaran dan tetap hormat kepada pamannya. bahkan sebagai seorang ratu yang sudah memiliki segalanya, harta, dan kekuasaan, Ratu Esther tetap mau berpuasa.
Sungguh Esther sangatlah bersahaja. Akankah kita bisa memiliki sikap seperti sang Ratu Esther?
inti dari semua tokoh-tokoh diatas adlh "Kerendahan hati dan Ketaatan". 2 kunci besar yang akan membawa banyak dampak positif bagi hidup kita. Mari kita mengikuti jejak mereka, yaitu mau merendahkan hati dan taat pada Kristus.
Haleluyah

By; S.Hoky

Senin, 04 Agustus 2014

Kuasa Di Balik Pujian

Kuasa Di Balik Pujian
          (Mazmur 22:4), Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
Kehidupan manusia tidak hanya bisa “terpuaskan” dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan jiwani saja. Manusia juga membutuhkan pemenuhan kebutuhan rohani. Berdoa dan memuji menyembah  Sang Pencipta pastinya sudah menjadi kebutuhan orang Kristiani. Seperti apa yang tertulis di Kitab Mazmur tersebut bahwa Allah Yang Kudus bersemayam dan bertahta di atas puji-pujian umatNya. Ketika umat Tuhan memuji Dia lewat pujian penyembahan, firman Tuhan berkata bahwa pada saat yang sama Tuhan akan bertahta di atas pujian penyembahan umat-Nya. Kehadiran Tuhan itu pasti membawa suatu dampak yang luar biasa. Coba kembali renungkan peristiwa sekitar 2000 tahun yang silam saat dimana Tuhan Yesus berada dimanapun selalu ditandai dengan penyataan mujizat dan berbagai perbuatan-perbuatan ajaib Allah yang mentakjubkan.
         Banyak orang sakit dan cacat (buta, kusta, timpang sejak lahir, kerasukan setan, dan lain sebagainya) mengalami kesembuhan dan mujizat pemulihan di saat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sayangnya masih ada sebagian orang kristen yang beranggapan bahwa ini semua peristiwa “masa lampau”. Padahal perjumpaan dengan Tuhan masih bisa dialami di zaman ini. Dan salah satunya adalah lewat pujian dan penyembahan.
Ketika umat Tuhan menyembah Dia maka ada kuasa Allah yang dilepaskan dari Sorga. Beberapa di antaranya adalah:
1. KUASA GELAP DILUMPUHKAN
            (Mazmur 149:6-9),
Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka, untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa, untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi, untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!
          Di saat umat Allah memuji dan menyembah Allah dengan benar, firman Tuhan berkata bahwa pada saat yang sama pula kita sedang membelenggu dan melumpuhkan kuasa-kuasa kegelapan. Suku-suku bangsa yang dimaksud dalam ayat di atas bukanlah manusia biasa. Tetapi mereka adalah penghulu kerajaan kegelapan, itulah Iblis dan pesuruh-pesuruhnya. Karena untuk menghadapi mereka tidak dibutuhkan senjata-senjata secara fisik tetapi kuasa Allah. (2 Korintus 10:4), Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Dan salah satunya adalah lewat pujian dan penyembahan. Ketika umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, maka benteng-benteng musuh rohani di runtuhkan. (1 Samuel 16:23), Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya. Setiap kali Daud memainkan kecapinya dalam pujian dan penyembahan, maka roh jahat yang “biasa” menguasai Saul dihalau keluar dari padanya. Hal yang serupa pernah dialami oleh seorang anak Tuhan yang di saat memuji dan menyembah Allah dengan permainan gitarnya yang tidak terlalu profesional, namun tujuh orang pemuda dibebaskan dari kuasa gelap yang mencengkeram hidupnya.
          Bisa dibayangkan bagaimana indahnya kehidupan (pribadi maupun keluarga) apabila kita hidup dalam suasana pujian dan penyembahan setiap hari. Yang pasti area kita akan “steril” dari pengaruh kuasa kegelapan.
2. MENERIMA INSPIRASI ALLAH
            
(2 Raja-Raja 3:15-19), Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia. Kemudian berkatalah ia: “Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit, sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. Dan itu pun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu. Kamu akan memusnahkan segala kota yang berkubu dan segala kota pilihan; kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik; kamu akan menutup segala mata air dan kamu akan merusakkan segala ladang yang baik dengan batu-batu.” Di tengah-tengah menghadapi situasi kekurangan air dan kepungan musuh-musuh yang hebat, Yosafat meminta sekutunya raja Israel untuk mencari nabi Tuhan. Ketika mereka berjumpa dengan Elisa, nabi Tuhan pada waktu itu, mereka diperintahkan untuk mencari pemaian kecapi. Tujuannya? Untuk mempersembahkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Dan heran, ketika pemain kecapi ini memainkan musik pujian dan penyembahan kepada Tuhan, inpirasi turun ke atas nabi Tuhan. Lewat inspirasi yang turun ini, mereka mendapat pentunjuk dalam mengatasi situasi sukar yang sedang mereka hadapi. (2 Raja-Raja 3:18), Dan itu pun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu. Bagi Tuhan tidak ada satupun perkara sukar yang tidak bisa dipecahkannya dengan mudah. Semua perkara mudah bagi Allah. Betapa indahnya hidup yang mengandalkan kemampuan Allah yang ekstra ordinari ini. Karena itu jadikan peujian dan penyembahan sebagai gaya hidup sehari-hari. Orang yang hidup dengan gaya hidup seperti ini tidak akan kekurangan hikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah hikmat Allah turun atas Salomo setelah ia mempersembahkan korban bakaran kepadaNya (1 Raj. 3:4-5, 12). Pujian dan penyembahan adalah sebuah persembahan yang sangat memperkenankan hati Tuhan. Ketika umat Tuhan mempersembahkan pujian dan penyembahan, maka hikmat Allah akan turun dengan limpahnya atas kita.
3. ALLAH BERPERANG GANTI KITA
             (2 Tawarikh 20:21-22),
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya!" Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. Dua ayat di atas jelas mengatakan ketika umat Tuhan menaikkan pujian dan penyembahan maka Tuhan mengadakan penghadangan terhadap musuh-musuh umatNya. Dengan kata lain, ketika memuji dan menyembah Allah, maka Ia siap berperang ganti kita. Cara Tuhan berperang jelas berbeda dengan cara kita. Cara Tuhan berperang itu begitu efektif dan meraih hasil yang besar. Musuh-musuh yang ditakuti oleh Yosafat dan raja Israel dikalahkan dengan mudah tanpa keterlibatan Yosafat dan “sekutunya”. Mengapa Tuhan senang kita menaikkan pujian dan penyembahan dikala kita sedang menghadapi situasi yang sulit?. Jawabannya sederhana, supaya kita tidak terjebak dengan persungutan (1 Kor. 10:10) atau perkataan-perkataan negatif lainnya.
             
(Ayub 34:36), Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus, karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!. Lamanya ujian yang dihadapi oleh Ayub amat ditentukan oleh sikap dan perkataan-nya. Tidak disangkali tidaklah mudah menghadapi situasi sukar yang dialami oleh Ayub (bayangkan dalam satu hari, ia bukan hanya kehilangan harta bendanya, tetapi juga disertai kematian sepuluh anak kesa-yangannya, masih ditambah lagi penyakit kulit yang ia alami secara mendadak, ditinggalkan oleh istrinya, semua dalam waktu yang hampir bersamaan. Namun per-hatikan selama ia belum bersikap dan berkata dengan benar, maka ia belum lulus dalam ujiannya. Berarti, ia masih akan terus “Berputar-putar” dalam ujian sama yang amat ia tidak sukai. Kenali prinsip ini, supaya di saat berhadapan dengan ujian atau berbagai kesukaran lainnya, kita tidak bersikap dan berkata yang kontraproduktif. Firman Tuhan mengajarkan naikkan pujian dan penyembahan di tengah-tengah situasi sulit apapun. Hasilnya justru akan membuat kita terkagum-kagum.
4. MENARIK JIWA-JIWA DATANG KEPADA DIA
               (Mazmur 40:4),
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN. Satu lagi dampak dasyat dari pujian dan penyembahan yang tidak kalah pentingnya, ketika kita memiliki gaya hidup memuji dan menyembah Allah, maka kuasa Tuhan akan nyata dalam menarik orang datang kepadaNya lewat kehidupan kita (Yoh. 12:32) (Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu). Tidak satupun orang bisa datang dekat kepada Bapa jika bukan Roh Allah yang menariknya. Jangan pernah mencoba “menobatkan” mengubah orang dengan kekuatan manusia kita. Perubahan hanya bisa dikerjakan oleh Tuhan. Kuasa Allah akan menarik orang datang kepadaNya melalui kehidupan yang memberikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Ini berarti orang yang hidup dalam pujian dan penyembahan akan berbuah-buah secara rohani. (Dari Berbagai Sumber / Vido Fransisco)

Don Moen

God Will Make A Way (Dia Buka Jalan) (Don Moen)


            Dalam dunia musik rohani, Don Moen telah menjadi penyanyi yang sukses dengan puluhan album, seperti ‘Thank You Lord’, ‘Arise’, ‘Give Thanks’, ‘Hiding Place’, dan masih banyak lagi. Ratusan lagu yang ditulis Don Moen kebanyakan didasari dari pengalaman hidup dan pelayanannya bersama Tuhan, seperti halnya dengan lagu ‘God Will Make A Way’. Rupanya ada kisah menarik di balik penciptaan lagu yang sudah diterjemahkan dengan judul ‘Dia Buka Jalan’ ini.
            Lagu ini diciptakan Don Moen setelah tragedi yang dialami keluarganya. Pada suatu malam Don Moen menerima kabar lewat telepon bahwa adik iparnya telah kehilangan putra sulungnya dalam suatu kecelakaan mobil. Kisah tersebut berawal dari Craig dan Susan Phelps dan keempat anak mereka sedang dalam perjalanan dari Texas ke Colorado. Tiba-tiba mobil mereka ditabrak oleh truk kontainer. Pada saat tabrakan semua anak mereka terlempar keluar dari mobil. Hanya mereka berdua saja yang masih berada di dalam mobil.               
            Dengan susah payah, mereka mencari keempat anak mereka dan mengumpulkannya di suatu tempat. Keempat anak mereka mengalami luka parah, bahkan Craig -yang adalah seorang dokter- sedih ketika mendapati Jeremy, yang telah meninggal karena patah leher, sehingga tak ada lagi yang dapat dilakukan untuk menolongnya.
            Sewaktu Don Moen menerima kabar tersebut beberapa jam kemudian ia berkata : "Saya merasa terguncang, tapi besok saya harus terbang ke kota lain untuk melakukan rekaman sesuai dengan jadwal yang telah diatur beberapa minggu sebelumnya. Sekalipun mereka berduka, saya tak dapat bersama mereka sampai satu hari sebelum pemakaman”. Dalam penerbangan pagi itu Tuhan memberi suatu inspirasi baginya satu lagu baru dengan syair sebagai berikut, “God will make a way where there seems to be no way. He works in ways we cannot see, He will make a way for me. (Dia buka jalan saat tampaknya tiada jalan. Dengan cara yang tak terlihat, Dia buka jalan bagiku)”. Lagu ini didasarkan pada Yesaya 43:19 : “Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh. Belumkah kamu mengetahuinya? Ya, aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara”.
             Di kemudian hari Susan menulis : “Kami melihat kebenaran dari ayat tersebut”. Sewaktu teman-teman Jeremy mengetahui bahwa ia telah menerima Kristus sebelum ia meninggal, mereka mulai bertanya-tanya kepada orang tuanya masing-masing tentang suatu jaminan untuk masuk Surga sewaktu mereka meninggal. Kecelakaan itu juga membawa berkat terselubung bagi Craig dan Susan, karena sejak peristiwa itu hubungan mereka dengan Tuhan semakin meningkat bahkan mereka memutuskan untuk melayani-Nya.
             Susan juga menceritakan : “Di hari kecelakaan itu sewaktu keluar dari mobil untuk menolong anak saya, saya melihat bahwa putra sulung saya telah meninggal. Saat itu pula, saya sering marah dan mengalami kepahitan. Namun, saya secara total menerima semua rencanaNya. Saya pun melihat buah dari semua pilihan itu secara terus menerus. Saya rasa bahwa kematian putra saya tak sia-sia. Saat saya mengetahui, di kemudian hari begitu banyak jiwa yang datang pada Tuhan karena tragedi ini. Benar ! Ia telah membuka jalan bagi kami sekeluarga”.
             Setelah lagu ‘God Will Make A Way’ direkam, Don Moen menerima begitu banyak telepon, surat dan sharing yang menyatakan bahwa lewat lagu itu Tuhan telah menolong mereka keluar dari situasi yang begitu terpuruk sehingga memberi mereka kekuatan, iman dan harapan baru untuk menghadapi rasa kehilangan yang dialami. Melalui kesaksian ini membuktikan bahwa Tuhan tidak pernah kehabisan cara untuk menolong umatNya.
             Don Moen dilahirkan di Minnesota, USA pada 20 Juni 1950. Ia telah banyak memberkati bangsa-bangsa melalui lagu-lagu yang ditulisnya. Tidak hanya di negerinya sendiri, tapi ia juga banyak memberikan kontribusi dalam dunia musik Indonesia. Karena baginya, menjadi seorang penyembah sejati adalah seorang yang selalu mendahulukan kepentingan Tuhan, bukan hanya soal musik.
             Kesuksesannya dimulai tahun 1984, ketika Integrity Music memintanya untuk memimpin pujian di salah satu album Hosannanya yang pertama, ‘Give Thanks’. Proyek ini menjadi salah satu album yang paling populer dari Integrity Record. Don akhirnya bergabung dan menjabat sebagai President Integrity Music dan Eksekutif Vice President / Direktur Kreatif untuk Integrity Media, sebuah perusahaan komunikasi dan rekaman ternama di Alabama, mulai Oktober 1988 sampai Desember 2007.    
             Akhir tahun 2007, Don Moen memutuskan untuk meninggalkan jabatannya di Integrity Music. Ini adalah keputusan yang sulit. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah 60 tahun ini, ia menyadari kalau ternyata dirinya sangat sibuk dengan hal-hal yang sifatnya administratif. Dan hal inilah yang telah mendorongnya untuk meluncurkan banyak album baru di usia senjanya. (Kisah selengkapnya dapat dibaca dalam buku Story Behind The Song terbitan Yis production) / (Sumber : Praise #4).
Lirik & chord lagu nya dapat dilihat di SONGS
 GOD WILL MAKE A WAY
God will make a way
Where there seems to be no way
He works in ways we cannot see
He will make a way for me
He will be my guide
Hold me closely to His side
With love and strength for each new day
He will make a way He will make a way
By a roadway in the wilderness He`ll lead me
And rivers in the desert will I see
Heaven and earth will fade
but His Word will still remain
He will do something new today
DIA BUKA JALAN
Dia buka jalan Saat tiada jalan
Dengan cara yang ajaib Dibukanya jalanku
Dia menuntunku  Dan memeluk diriku
Dengan kasih dan kuasaNya Dia buka jalan
Di belantara Dia tetap menuntunku
Sungai di gurun aku temui
Langit bumi `kan lenyap
Tapi firmanNya tetap
Saat ini Dia buka jalan

Jumat, 01 Agustus 2014

Adelaide Addison Pollard, 1862-1934

Have Thine Own Way, Lord (Jadilah Tuhan KehendakMu) (Adelaide Addison Pollard, 1862-1934)


           Pernahkah Saudara merasa kecewa karena kerinduan Saudara tidak terkabulkan? Padahal kerinduan tersebut sangatlah mulia. Sudah bertanya kepada Tuhan, tetapi belum mendapat jawaban yang diinginkan. Akhirnya tiba pada keputusan : “Apakah saya perlu memaksakan kehendak saya atau berserah kepada pimpinanNya?” Hal itu mirip dengan kisah Adelaide Addison Pollard, seorang pengarang lagu hymne dan gospel.
           Adelaide adalah seorang wanita yang punya keinginan yang kuat. Banyak pendapat dan apa yang dilakukannya kadang bertentangan dengan cara berpikir dan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang Kristen. Namun demikian, Pollard memiliki satu hal yang sama dengan Saudara-saudara seimannya yaitu ia sungguh ingin supaya kehendak Tuhanlah yang terjadi dalam hidupnya. Keinginannya itu pernah diungkapkannya dalam sebuah nyanyian rohani, yang kini telah menjadi salah satu lagu yang memberkati banyak umat Kristen di seluruh dunia, khususnya dalam hal penyerahan diri. Lagu tersebut diberi judul ‘Have Thine Own Way, Lord’ (Jadilah Tuhan KehendakMu).
 MENGIKUTI JALANYA SENDIRI
           Adelaide dilahirkan pada tanggal 27 November 1862, di Bloomfield, Iowa, Amerika Serikat. Sejak kecil, wanita yang banyak mengarang lagu Hymne dan Gospel ini rupa-rupanya tidak begitu menghiraukan nasihat orang lain. Ia lebih suka mengikuti jalannya sendiri. Bahkan nama Sarah Addison Pollard yang diberikan oleh orang tuanya itu tidak berkenan di hatinya. Malah ia mengganti namanya menjadi Adelaide Addison Pollard.
           Nona Adelaide yang keras kepala itu memang memperoleh pendidikan yang cukup baik di Denmark, Iowa dan Valparaiso, Indiana. Ia juga bersekolah di The Boston School of Oratory (sekolah pidato) di Boston dan di The Moody Bible Institute (sekolah Alkitab) di Chicago, Illinois. Kemudian pada tahun 1880 ia pindah ke Chichago, Illinois dan menjadi guru di beberapa sekolah perempuan di kota tersebut. Ia sangat terkenal sebagai guru Alkitab. Baik Adelaide maupun seluruh keluarga Pollard adalah orang-orang Kristen yang saleh. Namun setelah ia dewasa, Adelaide Pollard jarang bertemu lagi dengan sanak saudaranya. Mungkin penyebabnya ialah karena ia selalu tertarik pada aliran-aliran Kristen yang oleh orang lain dianggap ‘sekte yang aneh-aneh’. Pernah selama beberapa waktu Adelaide mensupport seorang penginjil John Alexander Dowie yang mengutamakan penyembuhan Illahi. Alexander Dowie menyatakan dokter dan obat-obatan sebagai kejahatan dan melarang anggota jemaat untuk memakainya. Alkohol dan tembakau juga dilarang. Menurut kesaksiannya sendiri, Adelaide Pollard disembuhkan dari penyakit kencing manis (walau pada hakekatnya kesehatannya itu tetap kurang stabil). Kemudian ia beralih kepada seorang penginjil lainnya Stanford, yang mengutamakan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Nona Adelaide bekerja sama dengan penginjil itu untuk mengumpulkan dana agar dapat ikut serta dengan suatu rombongan utusan Injil ke benua Afrika. Tetapi usahanya itu gagal.
           Dengan kerinduan yang masih terpendam itu, Adelaide Pollard mulai mengajar di sebuah sekolah tinggi tempat latihan untuk para calon utusan Injil di Nyack-Hudson. Baru pada waktu ia sudah setengah umur, akhirnya dapat jadi juga pergi ke Afrika. Tetapi ia hanya sempat melayani di sana selama beberapa bulan saja. Pecahnya Perang Dunia I, memaksanya mengungsi ke negeri Skotlandia. Seusai perang, barulah ia dapat pulang ke negeri asalnya, Amerika. Namun kesehatannya yang makin memburuk cukup menjadi penghalang untuk bekerja sepenuhnya. Sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu ia sudah mulai berusia lanjut, Nona Adelaide terus mengembara sambil mengabarkan Injil dan mengajarkan isi Alkitab. Hanya pada saat kondisi badannya lemah saja, ia pulang ke keluarganya, sampai kesehatannya agak pulih kembali, dia baru pergi lagi.
            Menjelang Natal tahun 1934, ketika umurnya 72 tahun, Adelaide Pollard yang sakit-sakitan, pergi ke stasiun di New York untuk  membeli sehelai karcis kereta api, karena hendak pergi ke Philadelphia untuk berperan serta di kebaktian gereja di sana. Tetapi wanita yang sudah tua itu jatuh sakit ketika menunggu kereta api dan batal ke Philadelphia. Karena sakitnya itu, akhirnya Adelaide A. Pollard meninggal pada tanggal 20 Desember 1934, ketika itu ia berada di London, Inggris dan di kuburkan di Elmwood Cemetery, Fort Madison, Iowa.
 MENGIKUTI JALAN TUHAN
            Mungkin cara hidup Adelaide A. Pollard itu boleh dianggap agak aneh. Namun demikian, sebenarnya ia adalah seorang wanita Kristen yang rajin dan setia dalam melayani Tuhan. Dalam beberapa hal ia memang bersikeras mengikuti jalannya sendiri. Tetapi dalam hal yang sungguh berarti, ia selalu berusaha mengikuti jalan Tuhan. Adelaide, sama seperti ibunya dulu, suka mengarang syair-syair rohani. Walaupun ia sendiri tidak tahu berapa banyak karangannya, karena ia tidak pernah mengharapkan apalagi minta imbalan untuk karya-karyanya itu. Bahkan ia tidak suka membubuhi namanya pada semua hasil karyanya. Sebagian besar tulisan-tulisannya ditandatangani hanya dengan inisial A.A.P. Ada yang menghitung lebih dari 100 lagu Hymne dan lagu Gospel telah dibuatnya. Satu di antaranya adalah lagu ‘Have Thine Own Way, Lord’.
            Ketika Adelaide memiliki beban besar bagi Afrika, ia ingin sekali pergi ke sana sebagai misionaris. Tetapi dana yang dibutuhkan tidak mencukupi. Ia merasa sedih sekali dan pada waktu hatinya diliputi rasa kecewa, ia menghadiri suatu pertemuan doa. Hadir juga pada saat itu seorang wanita Kristen yang sudah lanjut usianya. Nah, isi doa orang tua tersebut lah yang menginspirasikan Adelaide Pollard untuk mengarang lagu ‘Have Thine Own Way, Lord’.
            Permohonan yang sederhana itu sangat berkesan di hati Adelaide Pollard. Ia merasa terdorong untuk memperbarui penyerahan dirinya kepada Tuhan. Kalau memang bukan kehendak Tuhan supaya ia pergi ke Afrika, maka hal itu tidaklah menjadi soal. Buku Story Behind The Songs terbitan Yis Production menjelaskan lebih lengkap berikut foto-fotonya.
            Sepulangnya dari pertemuan doa itu, Adelaide membuka Alkitab dan membaca Yeremia 18:3-4 : “Pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya”. Ayat tersebut memberikan kepada Adelaide Pollard suatu pandangan yang baru : “Rupa-rupanya hingga kini Tuhan telah membentuk hidupku, seperti tanah liat di dalam tanganNya. Tetapi mungkin kemauan keras hendak pergi ke Afrika itu telah membuat hidupku rusak, sehingga Tuhan harus membentuknya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangan-Nya”. Cukup lama Adelaide merenungkan kata-kata itu. Ketika dia memahami, rasa damai menenangkan jiwanya. Pada malam itu juga ia mengambil kertas dan menulis keempat bait dari nyanyian ‘Have Thine Own Way’ seperti yang dinyanyikan umat Kristen hingga sekarang.
DINYANYIKAN PERTAMAKALI TAHUN 1907
            Beberapa waktu kemudian, syair-syair lagu yang dibuat Adelaide A. Pollard itu dilengkapi melodinya oleh George Coles Stebbins, salah satu musisi Injil terkemuka abad ini. Ia dilahirkan pada 26 Februari 1846, di negara bagian Orleans County, New York, Amerika Serikat. Pada umur 13 tahun ia sempat mengikuti suatu kursus musik di Buffalo dan Rochester, New York, kemudian menjadi guru vocal. Pada tahun 1869 ia pindah ke kota besar Chicago, Illinois yang menandai awal karir musiknya. Di sana ia bergabung dengan perusahaan musik ‘The Ly­on and Hea­ly’ sebagai anggota staf dan merangkap menjadi direktur (pemimpin) musik di Gereja Baptis Pertama tahun 1870. Selama di Chicago itu ia berkenalan dengan para pemimpin yang berkecimpung dalam musik gereja, antara lain : Dwight L. Moody, Ira D. Sankey, George Root dan juga dengan Philip P. Bliss dan Mayor D.W. Whittle.
            Pada usia 28 tahun, Stebbins pindah ke Boston, Massachusetts dan menjadi direktur musik di Gereja Baptis Claredon Street, dimana yang menjadi pendetanya adalah Dr. Adoniram J. Gordon. Dua tahun kemudian yaitu tahun 1876, Stebbins menjadi direktur musik di Tremont Candi di Boston. Setelah beberapa tahun menjadi pemimpin musik di gereja yang besar, pada musim gugur ia mengundurkan diri. Kemudian ia menjadi pemimpin musik dalam kampanye-kampanye kebangunan rohani yang diadakan bukan hanya di Amerika, melainkan juga di Eropa dan Asia. Di samping itu, ia pun mengarang beratus-ratus lagu rohani.
            Pada musim gugur tahun 1890, ia bersama Elma Miller, istrinya  dan juga anaknya, pergi ke India untuk bekerja di antara penduduk yang berbahasa Inggris dari negara itu. Selama mereka tinggal di sana, Stebbins dan istri serta anak mereka memberi pelayanan musik di beberapa kota utama negara itu. Sekitar tahun 1900, Stebbins menghabiskan tahun-tahun hidupnya sebagai penginjil di India, Mesir, Italia, Palestina, Perancis dan Inggris.
            Baru pada tahun 1907 George C. Stebbins menerbitkan salah satu dari beberapa buku kumpulan nyanyian pujian yang pernah disusunnya. Untuk koleksi yang baru itu, ia mengarang sebuah melodi yang digabungkannya dengan sebuah syair karangan Adelaide A. Pollard. Maka terbentuklah ‘Have Thine Own Way‘ yang telah menjadi salah satu lagu favorit umat Kristen sampai saat ini, baik di Indonesa maupun di beberapa negara lainnya.
            Stebbins meninggal pada 6 Oktober 1945, di kota Catskill, New York, di usia 99 tahun. Dan dikubur di Lawn Cemetery Maple, Kew Gardens, Brooklyn, New York.
            Sekeras apapun juga sifat yang Saudara miliki, jika dibawa dan diserahkan ke dalam tanganNya, maka Tuhan Sang Khalik itu akan membentuknya menjadi seseorang yang berguna bagi sesama dan kerajaanNya. Rasa kecewa, patah hati, pahit dan perasaan sejenisnya yang Saudara alami merupakan dari proses pembentukanNya. Hiduplah dalam penyerahan kepadaNya, bukan hanya karena tidak dapat berbuat apa-apa lagi, tetapi karena kita tahu bahwa Dia adalah Penjunan yang handal dan dapat dipercaya. Di saat Saudara tidak kuat berdoalah : “Sabarlah Tuhan, karena aku belum selesai...” (Sumber : Praise #16)
 Lirik & Chord lagu ini dapat dilihat di SONGS
 Have Thine own way, Lord
  1. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Thou art the Potter, I am the clay.
    Mold me and make me after Thy will,
    While I am waiting, yielded and still.
  2. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Search me and try me, Master, today!
    Whiter than snow, Lord, wash me just now,
    As in Thy presence humbly I bow.
  3. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Wounded and weary, help me, I pray!
    Power, all power, surely is Thine!
    Touch me and heal me, Savior divine.
  4. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Hold o’er my being absolute sway!
    Fill with Thy Spirit till all shall see
    Christ only, always, living in me.
JADILAH TUHAN KEHENDAKMU
  1. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    ‘Kaulah Penjunan, ‘ku tanahnya.
    Bentuklah aku sesukaMu,
    ‘kan ‘ku nantikan dan berserah.
  2. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    Tiliklah aku dan ujilah.
    Sucikan hati, pikiranku
    dan di depanMu, ‘ku menyembah.
  3. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    Tolong, ya Tuhan, ‘ku yang lemah!
    Segala kuasa di tanganMu;
    jamahlah aku, sembuhkanlah!
  4. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    S’luruh hidupku kuasailah.
    Berilah RohMu kepadaku,
    agar t’rang Kristus pun nyatalah.
      Sumber :www.majalahpraise.com