Rhema Hari Ini

Jumat, 01 Agustus 2014

Adelaide Addison Pollard, 1862-1934

Have Thine Own Way, Lord (Jadilah Tuhan KehendakMu) (Adelaide Addison Pollard, 1862-1934)


           Pernahkah Saudara merasa kecewa karena kerinduan Saudara tidak terkabulkan? Padahal kerinduan tersebut sangatlah mulia. Sudah bertanya kepada Tuhan, tetapi belum mendapat jawaban yang diinginkan. Akhirnya tiba pada keputusan : “Apakah saya perlu memaksakan kehendak saya atau berserah kepada pimpinanNya?” Hal itu mirip dengan kisah Adelaide Addison Pollard, seorang pengarang lagu hymne dan gospel.
           Adelaide adalah seorang wanita yang punya keinginan yang kuat. Banyak pendapat dan apa yang dilakukannya kadang bertentangan dengan cara berpikir dan yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang Kristen. Namun demikian, Pollard memiliki satu hal yang sama dengan Saudara-saudara seimannya yaitu ia sungguh ingin supaya kehendak Tuhanlah yang terjadi dalam hidupnya. Keinginannya itu pernah diungkapkannya dalam sebuah nyanyian rohani, yang kini telah menjadi salah satu lagu yang memberkati banyak umat Kristen di seluruh dunia, khususnya dalam hal penyerahan diri. Lagu tersebut diberi judul ‘Have Thine Own Way, Lord’ (Jadilah Tuhan KehendakMu).
 MENGIKUTI JALANYA SENDIRI
           Adelaide dilahirkan pada tanggal 27 November 1862, di Bloomfield, Iowa, Amerika Serikat. Sejak kecil, wanita yang banyak mengarang lagu Hymne dan Gospel ini rupa-rupanya tidak begitu menghiraukan nasihat orang lain. Ia lebih suka mengikuti jalannya sendiri. Bahkan nama Sarah Addison Pollard yang diberikan oleh orang tuanya itu tidak berkenan di hatinya. Malah ia mengganti namanya menjadi Adelaide Addison Pollard.
           Nona Adelaide yang keras kepala itu memang memperoleh pendidikan yang cukup baik di Denmark, Iowa dan Valparaiso, Indiana. Ia juga bersekolah di The Boston School of Oratory (sekolah pidato) di Boston dan di The Moody Bible Institute (sekolah Alkitab) di Chicago, Illinois. Kemudian pada tahun 1880 ia pindah ke Chichago, Illinois dan menjadi guru di beberapa sekolah perempuan di kota tersebut. Ia sangat terkenal sebagai guru Alkitab. Baik Adelaide maupun seluruh keluarga Pollard adalah orang-orang Kristen yang saleh. Namun setelah ia dewasa, Adelaide Pollard jarang bertemu lagi dengan sanak saudaranya. Mungkin penyebabnya ialah karena ia selalu tertarik pada aliran-aliran Kristen yang oleh orang lain dianggap ‘sekte yang aneh-aneh’. Pernah selama beberapa waktu Adelaide mensupport seorang penginjil John Alexander Dowie yang mengutamakan penyembuhan Illahi. Alexander Dowie menyatakan dokter dan obat-obatan sebagai kejahatan dan melarang anggota jemaat untuk memakainya. Alkohol dan tembakau juga dilarang. Menurut kesaksiannya sendiri, Adelaide Pollard disembuhkan dari penyakit kencing manis (walau pada hakekatnya kesehatannya itu tetap kurang stabil). Kemudian ia beralih kepada seorang penginjil lainnya Stanford, yang mengutamakan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Nona Adelaide bekerja sama dengan penginjil itu untuk mengumpulkan dana agar dapat ikut serta dengan suatu rombongan utusan Injil ke benua Afrika. Tetapi usahanya itu gagal.
           Dengan kerinduan yang masih terpendam itu, Adelaide Pollard mulai mengajar di sebuah sekolah tinggi tempat latihan untuk para calon utusan Injil di Nyack-Hudson. Baru pada waktu ia sudah setengah umur, akhirnya dapat jadi juga pergi ke Afrika. Tetapi ia hanya sempat melayani di sana selama beberapa bulan saja. Pecahnya Perang Dunia I, memaksanya mengungsi ke negeri Skotlandia. Seusai perang, barulah ia dapat pulang ke negeri asalnya, Amerika. Namun kesehatannya yang makin memburuk cukup menjadi penghalang untuk bekerja sepenuhnya. Sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu ia sudah mulai berusia lanjut, Nona Adelaide terus mengembara sambil mengabarkan Injil dan mengajarkan isi Alkitab. Hanya pada saat kondisi badannya lemah saja, ia pulang ke keluarganya, sampai kesehatannya agak pulih kembali, dia baru pergi lagi.
            Menjelang Natal tahun 1934, ketika umurnya 72 tahun, Adelaide Pollard yang sakit-sakitan, pergi ke stasiun di New York untuk  membeli sehelai karcis kereta api, karena hendak pergi ke Philadelphia untuk berperan serta di kebaktian gereja di sana. Tetapi wanita yang sudah tua itu jatuh sakit ketika menunggu kereta api dan batal ke Philadelphia. Karena sakitnya itu, akhirnya Adelaide A. Pollard meninggal pada tanggal 20 Desember 1934, ketika itu ia berada di London, Inggris dan di kuburkan di Elmwood Cemetery, Fort Madison, Iowa.
 MENGIKUTI JALAN TUHAN
            Mungkin cara hidup Adelaide A. Pollard itu boleh dianggap agak aneh. Namun demikian, sebenarnya ia adalah seorang wanita Kristen yang rajin dan setia dalam melayani Tuhan. Dalam beberapa hal ia memang bersikeras mengikuti jalannya sendiri. Tetapi dalam hal yang sungguh berarti, ia selalu berusaha mengikuti jalan Tuhan. Adelaide, sama seperti ibunya dulu, suka mengarang syair-syair rohani. Walaupun ia sendiri tidak tahu berapa banyak karangannya, karena ia tidak pernah mengharapkan apalagi minta imbalan untuk karya-karyanya itu. Bahkan ia tidak suka membubuhi namanya pada semua hasil karyanya. Sebagian besar tulisan-tulisannya ditandatangani hanya dengan inisial A.A.P. Ada yang menghitung lebih dari 100 lagu Hymne dan lagu Gospel telah dibuatnya. Satu di antaranya adalah lagu ‘Have Thine Own Way, Lord’.
            Ketika Adelaide memiliki beban besar bagi Afrika, ia ingin sekali pergi ke sana sebagai misionaris. Tetapi dana yang dibutuhkan tidak mencukupi. Ia merasa sedih sekali dan pada waktu hatinya diliputi rasa kecewa, ia menghadiri suatu pertemuan doa. Hadir juga pada saat itu seorang wanita Kristen yang sudah lanjut usianya. Nah, isi doa orang tua tersebut lah yang menginspirasikan Adelaide Pollard untuk mengarang lagu ‘Have Thine Own Way, Lord’.
            Permohonan yang sederhana itu sangat berkesan di hati Adelaide Pollard. Ia merasa terdorong untuk memperbarui penyerahan dirinya kepada Tuhan. Kalau memang bukan kehendak Tuhan supaya ia pergi ke Afrika, maka hal itu tidaklah menjadi soal. Buku Story Behind The Songs terbitan Yis Production menjelaskan lebih lengkap berikut foto-fotonya.
            Sepulangnya dari pertemuan doa itu, Adelaide membuka Alkitab dan membaca Yeremia 18:3-4 : “Pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya”. Ayat tersebut memberikan kepada Adelaide Pollard suatu pandangan yang baru : “Rupa-rupanya hingga kini Tuhan telah membentuk hidupku, seperti tanah liat di dalam tanganNya. Tetapi mungkin kemauan keras hendak pergi ke Afrika itu telah membuat hidupku rusak, sehingga Tuhan harus membentuknya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangan-Nya”. Cukup lama Adelaide merenungkan kata-kata itu. Ketika dia memahami, rasa damai menenangkan jiwanya. Pada malam itu juga ia mengambil kertas dan menulis keempat bait dari nyanyian ‘Have Thine Own Way’ seperti yang dinyanyikan umat Kristen hingga sekarang.
DINYANYIKAN PERTAMAKALI TAHUN 1907
            Beberapa waktu kemudian, syair-syair lagu yang dibuat Adelaide A. Pollard itu dilengkapi melodinya oleh George Coles Stebbins, salah satu musisi Injil terkemuka abad ini. Ia dilahirkan pada 26 Februari 1846, di negara bagian Orleans County, New York, Amerika Serikat. Pada umur 13 tahun ia sempat mengikuti suatu kursus musik di Buffalo dan Rochester, New York, kemudian menjadi guru vocal. Pada tahun 1869 ia pindah ke kota besar Chicago, Illinois yang menandai awal karir musiknya. Di sana ia bergabung dengan perusahaan musik ‘The Ly­on and Hea­ly’ sebagai anggota staf dan merangkap menjadi direktur (pemimpin) musik di Gereja Baptis Pertama tahun 1870. Selama di Chicago itu ia berkenalan dengan para pemimpin yang berkecimpung dalam musik gereja, antara lain : Dwight L. Moody, Ira D. Sankey, George Root dan juga dengan Philip P. Bliss dan Mayor D.W. Whittle.
            Pada usia 28 tahun, Stebbins pindah ke Boston, Massachusetts dan menjadi direktur musik di Gereja Baptis Claredon Street, dimana yang menjadi pendetanya adalah Dr. Adoniram J. Gordon. Dua tahun kemudian yaitu tahun 1876, Stebbins menjadi direktur musik di Tremont Candi di Boston. Setelah beberapa tahun menjadi pemimpin musik di gereja yang besar, pada musim gugur ia mengundurkan diri. Kemudian ia menjadi pemimpin musik dalam kampanye-kampanye kebangunan rohani yang diadakan bukan hanya di Amerika, melainkan juga di Eropa dan Asia. Di samping itu, ia pun mengarang beratus-ratus lagu rohani.
            Pada musim gugur tahun 1890, ia bersama Elma Miller, istrinya  dan juga anaknya, pergi ke India untuk bekerja di antara penduduk yang berbahasa Inggris dari negara itu. Selama mereka tinggal di sana, Stebbins dan istri serta anak mereka memberi pelayanan musik di beberapa kota utama negara itu. Sekitar tahun 1900, Stebbins menghabiskan tahun-tahun hidupnya sebagai penginjil di India, Mesir, Italia, Palestina, Perancis dan Inggris.
            Baru pada tahun 1907 George C. Stebbins menerbitkan salah satu dari beberapa buku kumpulan nyanyian pujian yang pernah disusunnya. Untuk koleksi yang baru itu, ia mengarang sebuah melodi yang digabungkannya dengan sebuah syair karangan Adelaide A. Pollard. Maka terbentuklah ‘Have Thine Own Way‘ yang telah menjadi salah satu lagu favorit umat Kristen sampai saat ini, baik di Indonesa maupun di beberapa negara lainnya.
            Stebbins meninggal pada 6 Oktober 1945, di kota Catskill, New York, di usia 99 tahun. Dan dikubur di Lawn Cemetery Maple, Kew Gardens, Brooklyn, New York.
            Sekeras apapun juga sifat yang Saudara miliki, jika dibawa dan diserahkan ke dalam tanganNya, maka Tuhan Sang Khalik itu akan membentuknya menjadi seseorang yang berguna bagi sesama dan kerajaanNya. Rasa kecewa, patah hati, pahit dan perasaan sejenisnya yang Saudara alami merupakan dari proses pembentukanNya. Hiduplah dalam penyerahan kepadaNya, bukan hanya karena tidak dapat berbuat apa-apa lagi, tetapi karena kita tahu bahwa Dia adalah Penjunan yang handal dan dapat dipercaya. Di saat Saudara tidak kuat berdoalah : “Sabarlah Tuhan, karena aku belum selesai...” (Sumber : Praise #16)
 Lirik & Chord lagu ini dapat dilihat di SONGS
 Have Thine own way, Lord
  1. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Thou art the Potter, I am the clay.
    Mold me and make me after Thy will,
    While I am waiting, yielded and still.
  2. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Search me and try me, Master, today!
    Whiter than snow, Lord, wash me just now,
    As in Thy presence humbly I bow.
  3. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Wounded and weary, help me, I pray!
    Power, all power, surely is Thine!
    Touch me and heal me, Savior divine.
  4. Have Thine own way, Lord! Have Thine own way!
    Hold o’er my being absolute sway!
    Fill with Thy Spirit till all shall see
    Christ only, always, living in me.
JADILAH TUHAN KEHENDAKMU
  1. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    ‘Kaulah Penjunan, ‘ku tanahnya.
    Bentuklah aku sesukaMu,
    ‘kan ‘ku nantikan dan berserah.
  2. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    Tiliklah aku dan ujilah.
    Sucikan hati, pikiranku
    dan di depanMu, ‘ku menyembah.
  3. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    Tolong, ya Tuhan, ‘ku yang lemah!
    Segala kuasa di tanganMu;
    jamahlah aku, sembuhkanlah!
  4. Jadilah, Tuhan kehendakMu!
    S’luruh hidupku kuasailah.
    Berilah RohMu kepadaku,
    agar t’rang Kristus pun nyatalah.
      Sumber :www.majalahpraise.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar